Senin, 06 Januari 2014

kumpulan puisi



API SUCI
Selama nafas masih mengalun,
Selama jantung masih memukul,
Wahai api, bakarlah jikwaku,

          Biar mengaduh, biar mengeluh,
          Seperti wajah merah membara,
Dalam bakaran api nyala,
Biar jiwaku habis terlebur,
Dalam kobaran nyala raya.

Sesak mendesak rasa di kalbu,
Gelisah liar mata memandang,
Dimana duduk rasa dikejar.

          Demikian rahmat tumpah selalu,
          Nikmat rasa api menghangus,
          Nyanyian semata bunyi jeritku.

[ Sutan Takdir Alisjahbana]




BANGUNLAH, OH PEMUDA

Gempita suara atas angkasa,
Wahyu kebangunan tanah tercinta,
Bangunlah pemuda,saudaraku sayang,
Dengarlah nyanyian girang gemirang,
Marilah saudara berbimbing tangan,
Mengayun langkah pulang ke taman.

          Bersinar cahaya di ufuk timur,
          Tanda bangsaku bangun tidur
          Insaflah saudara, pemuda bangsaku,
          Mari berbakti kepada ibu,
          Gunakan ketika selagi ada,
          Berbuatlah jasa semasa muda.

Ombak berdesir lagunya merdu,
Ditingkah kasidah alunan bayu,
Bangkitla pemuda,saudaraku sebangsa,
Dengarlah panggilan Tanah tercinta,
Jangan lagi duduk termenung,
Marilah kita menyadari untung.

[A. Hasmin]
BIMBANG

Sabar! Sabar! Sabar!
Inilah seruan yang acap kudengar,
Heran daku benar-benar,
Adakah ‘aku belum cukup sabar?

          Sadar! Sadar! Sadar!
          Inilah seruan yang acap kudengar,
Heran daku benar-benar,
Adakah aku belum cukup sabar?
Semakin aku bersabar.
Semakin aku tertlantar.
Semaki aku tersadar.
Semakin aku kesasar.

 [A.M. Mijala atau A.M. Thahir]


BURUH
Duduklah hadapi meja
Tulis buku banyak ragam
Kopi masuk gula keluar
Kapok di beli koprah di jual.

          Semenjak pagi sudah begitu
          Sampai petang baru berhenti
          Lelah penat tidak terasa
          Demikian asik menulis harta.

Bukan harta punya sendiri
Hanya harta punya majikan
Harta sendiri hanya tenaga
Tenaga badan dan pikiran.
          Kapan pulang terasa penat
          Istri dirumahpun dapat kerja.......

Habis bulan terima gaji
Debet kredit dihitung ulang
Sekali ini harta sendiri
Membuat pusing kepala pening.
          Masuk kiri keluar kanan
          Setimbang tidak mana berat
          Berat di kiri ada simpanan
          Berat di kanan keluh kesa.

Bulan masuk tahun pergi
Nasib butuh tidak berubah
Siang-siang tangan penuh
Pulang balik tangan kosong
Istri di rumah setia terus
Senang susah sama di pikul.

[A.M.Dg.Mijala atau A.M. Thahir]





Tidak ada komentar:

Posting Komentar