API SUCI
Selama
nafas masih mengalun,
Selama
jantung masih memukul,
Wahai
api, bakarlah jikwaku,
Biar mengaduh, biar mengeluh,
Seperti wajah merah membara,
Dalam bakaran api nyala,
Biar jiwaku habis terlebur,
Dalam kobaran nyala raya.
Sesak
mendesak rasa di kalbu,
Gelisah
liar mata memandang,
Dimana
duduk rasa dikejar.
Demikian rahmat tumpah selalu,
Nikmat rasa api menghangus,
Nyanyian semata bunyi jeritku.
[ Sutan Takdir Alisjahbana]
BANGUNLAH, OH PEMUDA
Gempita
suara atas angkasa,
Wahyu
kebangunan tanah tercinta,
Bangunlah
pemuda,saudaraku sayang,
Dengarlah
nyanyian girang gemirang,
Marilah
saudara berbimbing tangan,
Mengayun
langkah pulang ke taman.
Bersinar cahaya di ufuk timur,
Tanda bangsaku bangun tidur
Insaflah saudara, pemuda bangsaku,
Mari berbakti kepada ibu,
Gunakan ketika selagi ada,
Berbuatlah jasa semasa muda.
Ombak
berdesir lagunya merdu,
Ditingkah
kasidah alunan bayu,
Bangkitla
pemuda,saudaraku sebangsa,
Dengarlah
panggilan Tanah tercinta,
Jangan
lagi duduk termenung,
Marilah
kita menyadari untung.
[A. Hasmin]
BIMBANG
BIMBANG
Sabar!
Sabar! Sabar!
Inilah
seruan yang acap kudengar,
Heran
daku benar-benar,
Adakah
‘aku belum cukup sabar?
Sadar! Sadar! Sadar!
Inilah seruan yang acap kudengar,
Heran daku benar-benar,
Adakah aku belum cukup sabar?
Semakin
aku bersabar.
Semakin
aku tertlantar.
Semaki
aku tersadar.
Semakin
aku kesasar.
[A.M. Mijala atau A.M. Thahir]
BURUH
Duduklah
hadapi meja
Tulis
buku banyak ragam
Kopi
masuk gula keluar
Kapok
di beli koprah di jual.
Semenjak pagi sudah begitu
Sampai petang baru berhenti
Lelah penat tidak terasa
Demikian asik menulis harta.
Bukan
harta punya sendiri
Hanya
harta punya majikan
Harta
sendiri hanya tenaga
Tenaga
badan dan pikiran.
Kapan pulang terasa penat
Istri dirumahpun dapat kerja.......
Habis
bulan terima gaji
Debet
kredit dihitung ulang
Sekali
ini harta sendiri
Membuat
pusing kepala pening.
Masuk kiri keluar kanan
Setimbang tidak mana berat
Berat di kiri ada simpanan
Berat di kanan keluh kesa.
Bulan
masuk tahun pergi
Nasib
butuh tidak berubah
Siang-siang
tangan penuh
Pulang
balik tangan kosong
Istri
di rumah setia terus
Senang
susah sama di pikul.
[A.M.Dg.Mijala atau A.M. Thahir]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar