BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos
dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat
dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan,
gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang
dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun
akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas
pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan,
termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang
harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik,
maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan.
Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan
usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982),
batasan usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan alran kontemporer
membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah
yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana Perkembangan Pribadi soeorang Remaja
2. Bagaimana Perkembangan Karier soeorang Remaja
3. Bagaimana Perkembangan Berkeluarga soeorang Remaja
C.
Tujuan penulisan
Tujuan dari penuliasan makalah ini adalah, sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan Remaja
2. Untuk mengetahui Perkembangan Pribadi soeorang Remaja
3. Untuk mengetahui Perkembangan Karier soeorang Remaja
4. Untuk mengetahui Berkeluarga soeorang Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pribadi soeorang Remaja
Kehidupan
pribadi sebagai individu
Kehidupan pribadi
sangat rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dirumuskan. Sebagai makhluk
individu, seseorang menyadari bahwa dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang
diperuntukkan bagi kepentingan diri secara pribadi, baik fisik maupun nonfisik.
Dalam pertumbuhan fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh
serta perlindungan keamanan fisiknya. Kondisi;i fisik amat penting dalam
perkembangan dan pembentukan pribadi seoseorang.
Kehidupan pribadi
seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri
khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara
lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan
intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah
kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
a. Status sosial ekonomi,
b. Filsafat hidup keluarga,
c. Pola hidup keluarga.
Selain itu faktor
lain yang berpengaruh yaitu faktor keturunan dan lingkungan yang sesuai dengan
aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
a. Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seorang individu
ditentukan oleh kemampuan dan sifat yang dibawa sejak dilahirkan
b. Aliran empirisme menyatakan
bahwa perkembangan individu ditentukan oleh lingkungan tempat ia berkembang,
jadi bisa dikatakan seorang individu akan berkembang sesuai dengan kehendak
lingkungan.
c. Aliran konvergensi menyatakan
bahwa perkembangan seorang individu dipengaruhi oleh kemampuan dan sifat yang
dibawa sejak lahir dan lingkungan tempat ia dibesarkan, dengan kata lain aliran
ini merupakan penggabungan antara aliran nativisme dan aliran empirisme.
Masa remaja sangat dipengaruhi oleh kelompok sosialnya. Standard kelompok
sosial dijadikan dasar konsep remaja mengenai kepribadian "ideal".
Namun banyak kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal.
Hal ini disebabkan karena:
1)
Pola
kepribadian yang sudah dibentuk sejak anak-anak yang sudah mulai stabil dan
cenderung menetap. Perubahan yang terjadi dengan bertambahnya usia, lebih
bersifat kuantitatif.
Remaja memperkuat sifat yang diinginkan dan memperlemah yang tidak diinginkan.
Remaja memperkuat sifat yang diinginkan dan memperlemah yang tidak diinginkan.
2)
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep
diri (inti dari pola kepribadian) sering tidak terkendali.
Beberapa Kondisi yang
mempengaruhi konsep diri remaja:
1) Usia Kematangan
Remaja yang cepat matang, yang diperlakukan seperti orang hampir dewasa,
maka akan mempunyai penyesuaian diri yang baik. Sebaliknya remaja yang lambat
matang, yang diperlakukan seperti anak-anak, maka akan mempunyai penyesuaian
diri yang kurang baik.
2)
Penampilan Diri
Penampilan diri
menarik, akan mendapatkan penilaian yang baik juga dari lingkungan, sehingga
membentuk konsep diri yang bagus dan menambah dukungan sosial Sebaliknyan penampilan diri yang berbeda akan mendapatkan penilaian yang
kurang baik dari lingkungan yang mengakibatkan rasa rendah diri.
3) Nama dan Julukan.
Remaja akan malu kalau teman sekelompoknya menilai namanya buruk atau
mendapatkan julukan yang bernada cemoohan.
4)
Kepatutan Seks
Kepatutan seks
dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu remaja mencapai konsep diri
yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi
akibat buruk pada perilakunya.
5)
Hubungan
Keluarga
Seorang remaja
yang mempunyai hubungan yang baik dengan salah satu anggota keluarga akan
mengidentifikasikan diri dengan orang tersebut dan ingin mengembangkan pola
kepribadian yang sama. Jika jenis kelaminnya sama, remaja akan tertolong untuk
mengembangkan konsep diri yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
6)
Teman Sebaya
Konsep diri
remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang dirinya. Mereka
mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompoknya.
7)
Kreativitas
Remaja yang
semasa anak-anak didorong agar kreatif, akan mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh baik pada konsep dirinya.
Sementara remaja yang di masa anak-anak didorong untuk mengikuti pola yang
sudah diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
8)
Cita-cita
Cita-cita yang realistis dan remaja yang berhasil akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasaan sehingga terciptalah konsep diri yang baik.
Sementara cita-cita yang tidak realistis dan remaja yang sering menemui
kegagalan akan membuat remaja merasa tidak mampu dan selalu menyalahkan sebab
kegagalan tersebut (diri dan lingkungan).
Usaha-usaha agar kepribadian
remaja menjadi matang antara lain:
a) Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai.
b) Belajar menilai kelebihan dan
kekurangan diri.
c) Harus mempunyai konsep diri yang
stabil.
d) Harus bisa menghargai hal-hal yang
telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.
B. Perkembangan Karier soeorang Remaja
A.Pengertian kehidupan pendidikan
dan karier
Kehidupan pendidikan merupakan
pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya , baik melalui jalur
pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Kehidupan berkarier
adalah pengalaman seseorang yang telah memasuki dunia kerja sedang menurut
Garrison (1956) menyatakan bahwa setiap tahun jutaan pemuda dan pemudi memasuki
dunia kerja yang mana peristiwa itu merupakan awal ia terjun ke dunia kerja dan
penanda dimulainya kehidupan karier bagi mereka.
B.Karakteristik
kehidupan pendidikan dan karier
Pada saat memasuki usia remaja telah
terbentuk cita-cita saat memasuki usia dewasa nanti sehingga pada masa remaja
inilah tergambar minat mereka untuk memilih jenis pekerjaan yang mereka
inginkan. Untuk mencapai hal itu remaja harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang harus dimiliki , dan untuk mendapat pengetahuan dan
keterampilan itu maka remaja harus mengikuti pendidikan yang merupakan
persiapan baginya untuk memasuki dunia kerja dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh selama menempuh pendidikan.
Pada masa SMP remaja sudah mulai
diperkenalkan dengan system pendidikan yang memiliki banyak guru dan setiap
guru memiliki karakteristik yang berbeda , hal ini menunjukkan kepada remaja
bahwa mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam lingkungan
yang akan dihadapinya nanti. Sedang pada saat mereka memasuki tingkat SMA para
remaja itu harus mampu berlatih menentukan pilihan dengan adanya penjurusan.
Remaja sendiri memiliki tiga
lingkungan pendidikan yang kompleks dan saling berkaitan satu sama lain ,
yaitu:
1.
lingkungan pendidikan keluarga
Yaitu pendidikan yang dilaksanakan
oleh keluarga yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang berlaku
dimasyarakat. Pola pendidikan anak dalam setiap keluarga berbeda karena
pandangan hidup masing-masing keluarga yang berbeda , yang mana ada yang
berorientasi dengan kehidupan agama , social , maupun ekonomi dalam mendidik
anaknya.
Dalam lingkungan keluarga , remaja
adalah peserta didiknya dan orang tuanya adalah pendidik atau guru bagi mereka.
Dalam lingkungan keluarga sendiri ada 3 pola pendidikan yaitu pola otoriter ,
demokratis , dan liberal yang mana yang paling baik adalah pola pendidikan
demokratis yang oleh ki hajar dewantara dirumuskan dalam Ing ngarso sung tulodo
, ing madya mangun karsa , dan tut wuri handayani.
2.
.Lingkungan pendidikan masyrakat
Yaitu lingkungan pendidikan yang ada
dalam masyarakat dalam bentuk pendirian kelompok-kelompok atau paguyuban dan
pendidikan kursus yang sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam
mempersiapkan kehidupan mereka dikemudian hari. Pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat pada dasarnya berorientasi pada penyiapan remaja untuk memasuki
dunia kerja. Selain itu pendidikan masyarakat juga menanamkan norma-norma
masyarakat yang disetujui secara umum oleh masyarakat.
3.
Lingkungan sekolah
Yaitu lingkungan pendidikan yang
artificial yang sengaja diciptakan untuk membina peserta didik ke arah tujuan
yaitu menamkan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik sebagai bekal
kehidupannya nanti. Dunia pendidikan , baik jalur sekolah maupun luar sekolah
yang menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relevan dengan jenis
kebutuhan tenaga kerja yang ada pada masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis
pendidikan dan pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor
prestasi , prediksi masa depan yang menggambarkan minat dan bakatnya , faktor
kehidupan yang dilihat dari lingkungan sekitarnya , dan kemampuan daya saing
setiap individu
C. Faktor
yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier adalah:
1.
faktor social ekonomi
Kondisi social ekonomi keluarga
banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak. Faktor ini
menjuga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan dengan
keadaan ekonomi orang tua. Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua
dan masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan
intelektual tinggi namun tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan
ekonomi dan juga berlaku sebaliknya.
2.
faktor lingkungan
yaitu pertama lingkungan masyarakat
seperti : lingkungan masyarakat pertanian , perindustrian , perdagangan , atau
lingkungan akademik dan lingkungan kurang terdidik. Lingkungan kedua adalah
lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat mempengaruhi
kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga menjadi sarana
pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang diterapkan
didalam lingkungan. Ketiga yaitu lingkungan teman sebaya , yang mana pergaulan
teman sebaya mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja , yang mana dengan
adanya pengaruh itu remaja akan menjadi dirinya masing-masing sesuai dengan
jenis kelaminnya.
3.
faktor pandangan hidup
pengejawantahan pandangan hidup
tampak pada pendirian seseorang , terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya.
Dalam pemilihan pendidikan sendiri , seorang remaja dipengaruhi latar
belakangnya yaitu pada remaja dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk
menjadi kaya dengan menempuh pendidikan yang cepat untuk mendapat kekayaan
dengan menempuh pendidikan kedokteran , ekonomi , dan ahli teknik.
4.
Pengaruh Perkembangan Kehidupan
Pendidikan dan Karier Terhadap Tingkah laku dan Sikap
Pada
beberapa keluarga memandang pendidikan kurang penting sebab mereka hanya
melihat pendidikan dari jenjang pendidikan dasar yang mana mengajarkan
ilmu-ilmu dasar yang memang belum dapat diaplikasikan untuk mendapat pekerjaan.
Sikap remaja
terhadap pendidikan sekolah sangat dipengaruhi oleh karakteristik guru yang
mengajarnya. Guru yang baik di mata remaja bukan hanya tergantung pada keadaan
guru tersebut melainkan pada banyak aspek yang mana yang paling utama adalah
bagaimana guru itu ‘’menolong dan membantu’’ muridnya dengan member nilai yang
tinggi. Hal ini sangat berbahaya bagi sekolah karena mengaburkan tugas guru
yaitu membimbing dan menilai berdasrkan faktor objektif dan tidak hanya mengandalakan emosionalnya.
5.
Perbedaan Individu Dalam
Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pencapaian tingkat pendidikan
seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecedasan atau IQ nya. IQ yang
berbeda membuat tingkah laku setiap individu itu berbeda dan berpengaruh pada
perkembangan kehidupan pendidikan dan kariernya.
6.
Upaya
Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Dalam pengembangan kehidupan
pendidikan dan karier , orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik
disekolah atau di luar sekolah. Hal ini amat tinggi nilainya , karena dengan
norma dan ketentuan yang berlaku tidak terlalu jauh dari norma rumah , sekolah
, dan masyarakat.
Salah satu perbedaan antara orang
dewasa dan anak-anak adalah pada pola pikirnya. Pada orang dewasa pola pikirnya
adalah bekerja dengan positif , sedang pada anak-anak pola pikirnya adalah
bermain dan terus bermain. Usia remaja sendiri pola pikirnya terletak diantara
keduanya yaitu seorang remaja sudah ingin melakukan pekerjaan , namun dalam
pikiran mereka masih ingin bermain dan bersenang-senang.
Proses pemilihan pekerjaan sendiri
telah tampak pada keputusan remaja dalam memilih sekolah. Para remaja telah
memiliki kemampuan untuk menarik kesimpulan walau dasar penarikan kesimpulannya
belum jelas , terutama berkaitan dengan pemikiran terkait kehidupan mereka
dimasa mendatang. Oleh karena itu para remaja masih memerlukan bimbingan dan
pengarahan dari orang tua dan para guru mereka. Secara psikologis para remaja
telah mampu memikul tanggung jawab dan hidup mandiri dalam bermasyarakat , tapi
sebagian dari mereka belum mampu menghadapi pola kehidupan yang ada dalam
masyarakat. Akibat dari hal itu remaja menjadi kabur dalam penentuan tujuan
kehidupannya dan sering kali tidak memiliki pemikiran dan pendirian yang mantap
sehingga sering terombang-ambing dan tidak mampu menyaring hal-hal yang ada
dalam masyarakat.
a.
Perkembangan karier remaja
Perkembangan karier remaja menurut
Ginzbierg ada pada periode pilihan tentaif (11-17 thn) ditandai oleh meluasnya
pengenalan anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan yang akan
dikerjakannya dimasa yang akan mendatang. Periode tentative itu terbagi dalam:
b.
Tahap minat (11-12 thn)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana
dan kemungkinan pilihan karier yang didasari oleh minat dan bakatnya. Anak
belajar tentang apa yang dia suka dan anak melakukan secara tentative atas
dasar faktor-faktor subjektif , belum secara objektif.
c.
Tahap kapasitas (12-14 thn)
Remaja mulai menggunakan
keterampilan dan kemampuan pribadi sebagai pertimbangan dalam memilih rencana
kariernya. Selain itu remaja pada tahap ini mulai mengidentikkan dirinya dengan
tokoh idolanya.
d.
Tahap nilai (15-16 thn)
Remaja telah mulai menganggap
penting peranan nilai pribadi dalam proses pemilihan karier. Dimana anak mulai
tahu akan kemampuan dirinya sendiri , sadar akan gaya hidup , dan mulai
menganggap waktu adalah hal yang sangat penting
e.
Tahap transisi (17-18 thn)
Pada tahap ini remaja bergerak dari
pemikiran yang masih dipinggir ke pemikiran yang lebih sentral yaitu remaja
tersebut mulai berpikir cepat , konkret , dan realistis terhadap pekerjaan yang
akan ditekuninya.
Pada periode ini remaja telah
memasuki tahap eksplorasi yaitu mencari beberapa alternative pekerjaan yang
cocok , dan tahap kristalisasi yaitu telah memilih suatu karier. Tahap akhir
dari perkembangan seseorang yaitu ia telah memiliki pekerjaan yang mantap
dengan tugas dan posisi yang spesifik.
7.
Masalah yang akan dihadapi
Masalah dan hambatan yang dihadapi
remaja berasal dari dalam dirinya sendiri , luar , lingkungan , dan gabungan
dari faktor-faktor tersebut. Masalah yang datang dari dalam dirinya sendiri
yaitu terjadi apabila minat yang ia miliki kurang sesuai dengan bakat yang
dimilikinya dan faktor dari luar apabila keinginan seorang anak bertentangan
dengan keinginan orang tuanya sehingga sering timbul konflik atau pertentangan
dengan orang tuanya. Untuk menghadapi kesulitan-kesulitan remaja dapat diatasi
dengan melakukan hal-hal seperti berikut:
1.
Pelajari diri sendiri , karena bakat
seseorang akan dia sadari sendiri dimana bakatnya , kemampuan , serta
kepribadian yang ia miliki
2.
Dibidang apa individu itu merasa paling nyaman
3.
rencana dan cita-cita secara formal
4.
Biasakan diri dengan pekerjaan yang
diminati
5.
Tinjau dan bicarakan tinjauan
rencana karier dengan orang lain
6.
Jika ternyata karier yang dipilih
tidak cocok , hentikan
Dalam system pendidikan nasional
Indonesia , remaja dapat dibantu dalam memilih kariernya melalui bimbingan
karier pada tingkat SLTP dan SLTA yang meliputi:
a)
Pemahaman diri : bakat , minat ,
keterampilan dan ciri-ciri pribadi
b)
Pemahaman lingkungan : lingkungan
pribadi , sekolah , dan pekerjaan
c)
mengatasi masalah dan hambatan dalam
perencanaan dan pemilihan karier
d)
masa depan
e)
penyaluran , penempatan , pengaturan , dan
penyesuaian
C. Perkembangan Berkeluarga soeorang Remaja
Dalam berbagai penelitian yang telah
dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan
sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk
mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan
dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang
tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:
a. Keluarga tidak utuh (broken home by death,
separation, divorce)
b. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan
ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah
c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga
(ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
d. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua
kepada anak, dalam bentuk materi daripada kejiwaan (psikologis).
Selain
daripada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi
keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu:
a. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
b. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam
keluarga
c. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua
orangtua atau oleh kakek/nenek
d. Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh
terhadap anak
e.
Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
f. Campur tangan atau perhatian yang berlebih
dari orangtua terhadap anak
g. Orang tua yang jarang di rumah atau
terdapatnya isteri lain
h.
Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol
yang tidak cukup
i.
Kurang stimuli kongnitif atau sosial
j.
Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan
orang tua, dan lain sebagainya.
Sebagaimana
telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga
sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang
dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Perkembangan Pribadi Remaja
Kehidupan pribadi
seorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri
khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara
lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan
intelektual. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan aspek tersebut adalah
kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya, yang meliputi:
Beberapa Kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja:
a.
Usia Kematangan
b.
Penampilan Diri
c.
Nama dan
Julukan.
d.
Kepatutan Seks
e.
Hubungan
Keluarga
f.
Teman Sebaya
g.
Kreativitas
h.
Cita-cita
Perkembangan Karir Remaja
Kehidupan
pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya
, baik melalui jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
Kehidupan berkarier adalah pengalaman seseorang yang telah memasuki dunia kerja
sedang menurut Garrison (1956) menyatakan bahwa setiap tahun jutaan pemuda dan
pemudi memasuki dunia kerja yang mana peristiwa itu merupakan awal ia terjun ke
dunia kerja dan penanda dimulainya kehidupan karier bagi mereka.
Perkembangan Berkeluarga Remaja
Dalam berbagai penelitian yang telah
dilakukan, dikemukakan bahwa anak/remaja yang dibesarkan dalam lingkungan
sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk
mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang
dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
2. SARAN
Untuk Meningkat kan kualitas
diri seorang remaja sebaiknya kita memberikan asupan nilai-nilai kebaikan dari
lingkungan luarm seperti orang tua.
hendak nya sebagai orang tua jangan terlalau sibun dengan urusan kerja, karena remaja pada umum nya sangat membutuh kan peranan orang tua, dan kita tidak boleh mendeskriminasi remaja kaena setiap remaja memiliki perbedaan maik secara intelektual dan lainnya
hendak nya sebagai orang tua jangan terlalau sibun dengan urusan kerja, karena remaja pada umum nya sangat membutuh kan peranan orang tua, dan kita tidak boleh mendeskriminasi remaja kaena setiap remaja memiliki perbedaan maik secara intelektual dan lainnya
Daftar Pustaka
Anonim.2012.Perkembangan pribadi rermajahttp://berandapsikologi.blogspot.com/2011/12/
perkembangan-kepribadian-remaja.html\
Anonim.2010.Proses
perkembangan karir bagiremaja.http://zeithmind.blogspot.com/2010
/11/proses-perkembangan-karir-bagi-remaja.html
Nadia.2010. perkembangankehidupan pribadi
pendidikan karir dan kehidupan berkeluarga
http://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/tugas-perkembangan-kehidupan-pribadi-pendidikan-dan-karier-dan-kehidupan-berkeluarga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar